1. |
Panah Kematian
05:13
|
|||
Disaat tabir cahaya terbuka
Terlihat sinar lembayung senja
Menggenggam anak panah dewata
Menghujam keras menusuk dada
Anak panah kematian
Sudah terbentang
Anak panah kematian
Telah menerjang
Aku terbaring tanpa suara
Menahan perih semua luka
Menatap kosong bayang arjuna
Angkat gendewa dengan perkasa
Anak panah kematian
Sudah terbentang
Anak panah kematian
Telah menerjang
Tersenyum aku menghitung waktu
Menanti ajal yang pasti datang
Tengadah aku melihat awan
Menunggu jiwaku dibawa terbang
|
||||
2. |
Khurusetra
05:50
|
|||
Kami putra Gangga
Sungai suci di tanah Bharata
Mengalir tenang di jiwa
indah bagai di alam Nirwana
Kini tak ada lagi
Hilang sirna ditelan prahara
Cerita tentang indahnya
Para dewa menuliskan cinta
Aku lahir di Khurusetra
Dengan hembusan nafas Dewata
Tumbuh perkasa bagai Kesatria
Aku pejuang Khurusetra
Angkat pedang ke medan perang
Siap korbankan nyawa dengan darah
Saat perang besar nanti terjadi
Aku akan berdiri dibarisan paling depan
Memegang pedang dengan suara lantang
Menunggu musuh datang menyerang
Api di ujung langit
Merah membara siap membakar siapa saja
Teriakan para prajurit
Sebagai tanda perang suci telah dimulai
|
||||
3. |
Tirani
05:20
|
|||
Baru sehari terasa kisah itu diceritakan
Oleh penyair tentang runtuhnya sebuah tirani
Baru saja cerita dimulai dan diberitakan
Namun kemudian penyair
Hilang di Cakrawala
Ini adalah Negeri
Para pejuang yang berdiri tegak
Menantang semua orang
Merasa diri tak akan terkalahkan
Oleh tajam pedang ataupun perang
Hancurkan angkuhmu
Kini aku datang dengan sebilah pedang
Hancurkan sombongmu, hancurkan egomu
Kini aku datang untuk mengalahkan
Hancurkan jiwamu kini
Pertapa suci yang dipilih para Dewata
Untuk memimpin perang melawan tirani ini
Gerbang keangkuhan telah aku hancurkan
Menara kesombongan telah aku robohkan
Api perang telah aku kobarkan
Membakar arogansi menjadi arang
|
||||
4. |
Tahta Hitam
04:19
|
|||
Hening malam
Tenang terasa mencekam
Membawa angan jiwaku melayang terbang
Ku toreh luka merangkai cerita lama
Tentang perang yang ada di Negeri awan
Putra Dewa melawan simbol angkara
Berebut tahta demi sebuah kuasa
Tahta Hitam
Awal kisah sengketa
Sang penguasa tirani tanah Bharata
Tahta Hitam kobarkan api petaka
Tanpa jiwa tumpahkan darah saudara
Menangis sedih
Hati penjaga istana
Pewaris resmi tahta Hastinapura
Tergores luka perang dua saudara
Tanah suci kini telah ternodai
Oleh darah, benci, dan juga tragedi
Rasa cinta sudah tak berarti lagi
|
||||
5. |
Jabang Tetuka
04:11
|
|||
Terlahir dari rahim seorang Raksasa
Engkau terpilih menjadi jagonya para Dewa
Dibesarkan oleh api suci Candradimuka
Engkau menjadi kuat sakti luar biasa
Dengan kekuatan senjata Dewata
Engkau tumbuh menjadi seorang Kesatria
Melindungi diri dan Negeri ini
Dari semua luka juga marabahaya
Taklukan mereka
Yang melawan tahta kerajaan
Kalahkan semua pasukan yang datang menyerang
Hancurkan semua kekuatan hitam sang lawan
Menjaga istana dan tahta sang Raja Amarta
Jabang Tetuka, terbang tinggi melewati awan
Membunuh semua musuh dari balik seribu bayangan
Jabang Tetuka, Kesatria yang tak terkalahkan
Terkapar jatuh dan mati
Oleh senjata sakti sang paman
Engkau adalah Kesatria
Keturunan dewa
Berkorban jiwa
Gugur di tanah Bharata
|
||||
6. |
Perang Suci
04:56
|
|||
Terkadang aku berdiri sendiri
Menatap jasad musuh di hadapanku
Terbujur kaku penuh luka dan mati
Demi kejayaan, kemenangan dan kekuasaan
Terkadang aku berjalan sendiri
Tanpa mengerti dengan menggengam pedang
Terhunus di tangan
Mencoba temukan alasan aku memulai
Semua pertikaian, pembantaian dan peperangan
Perang suci, kenapa harus terjadi
Perang suci, membunuh saudara sendiri
Perang suci, hanya demi sebuah ambisi
Perang suci, jangan sampai terjadi lagi
Perlahan aku kini mulai mengerti
Mengapa semua ini harus terjadi
Pengorbanan demi sang Ibu Pertiwi
Untuk kejayaan, kemenangan dan kekuasaan
Sering aku berlari sendiri
Untuk menghindari rasa bersalah
Dengan semua yang terjadi
Kucoba melupakan derita dan dosaku ini
Akan pertikaian, pembantaian dan peperangan
|
||||
7. |
Doa Pendosa II
05:17
|
|||
Di tanah suci ini ku berdiri
Menjadi saksi cerita perang
Membawa bendera kemenangan
Menggenggam api kecurangan
Redup temaram sinar sang surya
Menjadi tanda akhir sebuah cerita
Tentang dosa para kesatria
Membunuh, membantai
Sesama manusia
Terdengar lirih doa pendosa
Menyayat hati ceritakan luka
Menatap pilu tubuh perkasa
Terbujur kaku tak bernyawa
Menangis aku coba mengerti
Merasakan apa yang terjadi
Cerita lama penuh tragedi
Tentang salah benar hidup ini
|
||||
8. |
Raja Dunia
04:27
|
|||
Seorang Kesatria
Duduk di atas Singgasana
Bergelimang harta
Separuh isi dunia
Berhias permata
Di setiap sudut istana
Berkilauan indah
Bagaikan bintang di Surga
Dengan suara lantang
Engkau bersabda
Berkata bagaikan
Seorang dewa Nirwana
Perintahkan untuk
Menyerang siapa saja
Bertekuk lutut
Di bawah kaki Sang Raja
Dengan tombak sakti di tangan
Memimpin pasukan ke medan perang
Hanya ada satu kata di hati
Meraih kemenangan atau mati
Engkaulah Sang Raja dunia
Penguasa ditanah Bharata
Hanya engkaulah yang kupuja
Dengan darah ataupun nyawa
|
||||
9. |
Perang, Darah, dan Dosa
04:20
|
|||
Getar pena di jari tangan
Kucoba untuk menuliskan
Cerita tentang sebuah perang
Berebut tahta dan kekuasaan
Kisah tentang para pejuang
Mengangkat pedang ke medan perang
Bertaruh nyawa demi kuasa
Hadapi musuh dengan perkasa
Perang, darah dan dosa
Hilangkan sedih dan rasa iba
Perang, darah dan dosa
Merenggut nyawa para Kesatria
Menang dan kalah tiada berbeda
Semua terkapar tak berdaya
Hancur luluh penuh luka
Sesal di akhir tiada guna
|
||||
10. |
Anggakara
03:23
|
|||
Cahaya jingga silaukan mata
Para Pertapa menatap iba
Genderang perang telah terdengar
Di ujung timur sebagai tanda
Lentik jarimu mengusap dahi
Menghapus ragu di dalam dada
Memberi asa di dalam hati
Mengangkat pedang untuk berperang
Wahai Ibu para pejuang
Restui kami membela Negeri
Wahai sang penguasa Alam
Berilah kami kemenangan
Ratusan pedang akan kulawan
Ribuan panah akan ku terjang
Nyawa ini aku relakan
Demi sebuah kata kemenangan
|
Dreamer Indonesia
Indonesian gothic metal since 1998. Out now the second full-length "Tahta Hitam" via Cerberus Productions and Demajors.
Streaming and Download help
If you like Dreamer, you may also like:
Bandcamp Daily your guide to the world of Bandcamp